Jumat, 03 September 2010

Busana Jawa



]Busana adat Jawa biasa disebut dengan busana kejawen yang mempunyai perumpamaan atau pralambang tertentu terutama bagi orang Jawa yang mengenakannya. Busana Jawa penuh dengan piwulang sinandhi, kaya akan suatu ajaran tersirat yang terkait dengan filosofi Jawa. Ajaran dalam busana kejawen ini merupakan ajaran untuk melakukan segala sesuatu didunia ini secara harmoni yang berkaitan dengan aktifitas sehari – hari, baik dalam hubungannya dengan sesame manusia, dengan diri sendiri, maupun dengan Tuhan Yang Maha Kuasa pencipta segala sesuatu dimuka bumi ini. Busana Kejawen yang akan dijelaskan dibawah ini terdiri dari busana atau pakaian yang dikenakan pada bagian atas tubuh, seperti iket, udheng;bagian tubuh seperti rasukan atau bisa disebut dengan baju, jarik, sabuk, epek,timang,bagian belakang tubuh yakni keris, dan bagian bawah kaki yaitu candela.
1.       Iket
Iket adalah tali kepala yang dibentuk sedemikian rupa sehingga berbentuk penutup kepala.
Cara mengenakan iket harus kenceng, kuat supaya ikatannya tidak mudah terlepas. Bagi orang Jawa arti iket adalah agar manusia memiliki pamikir atau pemikiran yang kencang, tidak mudah terombang – ambing hanya karena factor situasi atau orang lain tanpa pertimbangan yang matang
2.       Udheng
Udheng dikenakan pada bagian kepala dengan cara mengenakan seperti mengenakan topi. Bila sudah dikenakan diatas kepala, iket menjadi sulit dibedakan dengan udheng karena ujudnya sama. Udheng berasal dari kata mudheng artinya mengerti dengan jelas. Maknanya manusia akan memiliki pemikiran yang kukuh bila sudah mudheng atau memahami tujuan hidupnya. Manusia memiliki fitrah untuk senantiasa mencari kesejatian hidup sebagai sangkan paraning dumadi. Makna lain dari udheng ini adalah agar manusia memiliki keahlian / ketrampilan serta dapat menjalankan pekerjaannya dengan pemahaman yang memadai karena memiliki dasar pengetahuan.
3.       Rasukan
Sebagai ciptaan Yang Maha Kuasa, hendaklah manusia ngrasuk atau menganut sebuah jalan atau agama dengan kesadaran penuh menyembah Tuhan Yang Maha Esa.
4.       Benik
Busana Jawa seperti beskap selalu dilengkapi dengan benik ( kancing ) disebelah kiri & kanan. Lambing dari benik itu adalah bahwa manusia dalam melakukan tindakannya dalam segala hal selalu diniknik; artinya diperhitungkan dengan cermat. Apapun yang dilakukan janganlah sampai merugikan orang lain, dapat menjaga antara kepentingan pribadi dan kepentingan umum.
5.       Sabuk
Sabuk digunakan dengan cara melingkarkan di badan atau lebih tepatnya dipinggang. Sa-buk artinya hanya impas saja, ngga untung & ngga rugi. Makna sabuk adalah agar manusia menggunakan badannya untuk bekerja sungguh – sungguh, jangan sampai pekerjaannya tidak menghasilkan atau tidak menguntungkan ( buk ).
6.       Epek
Persamaan Epek adalah apek; golek; mencari. Artinya dalam hidup ini, kita harus memanfaatkannya dengan mencari ilmu pengetahuan yang berguna
7.       Timang
Timang adalah pralambang bahwa ilmu yang ditempuh harus dipahami dengan jelas & gamblang, agar tidak gamang atau menimbulkan rasa kuatir. (samang – samang; berasal dari kata timang )
8.       Jarik
Jarik adalah kain panjang yang dikenakan untuk menutupi tubuh sepanjang kaki. Jarik artinya aja serik. Jangan mudah iri terhadap orang lain, karena iri hati hanya akan menimbulkan rasa emosional, grusa – grusu dalam menanggapi segala masalah.
9.       Wiru
Mengenakan jarik atau kain selalu dengan cara mewiru ujungnya sedemikian rupa. Wiru atau wiron bisa terjadi dengan cara melipat – lipat ujung jari sehingga berwujud wiru. Wiru artinya wiwiren aja nganti kleru. Olahlah segala hal sedemikian rupa sehingga menumbuhkan rasa menyenangkan dan harmonis, jangan sampai menimbulkan kekeliruan dan disharmoni.
10.   Bebed
Bebed adalah kain atau jarik yang dikenakan laki – laki. Bebed artinya manusia harus ubed yakni tekun & rajin dalam bekerja mencari rezeki.
11.   Canela
Canela dijabarkan dari canthelna jroning nala, atau peganglah kuat di dalam hatimu. Canela sama dengan selop,cripu atau sandal. Canela dikenakan di kaki dengan maksud agar kita selalu menyembah lahir & batin, hanya di kaki-Nya
12.   Curiga & rangka
Curiga atau keris berujud wilahan, bilahan dan terdapat didalam warangka atau wadahnya. Curiga dan warangka adalah pralambang bahwa manusia sebagai ciptaan menyembah Tuhan sebagai penciptanya dalam sebuah hubungan kawula jumbuhing Gusti. Curiga ditempatkan di belakang artinya dalam menyembah yang Maha Kuasa hendaknya manusia bisa ngungkurake godhaning Syetan yang senantiasa mengganggu manusia ketika akan bertindak kebaikan
 
Karena saya asli Magelang saya juga posting ini
Obyek Wisata Ketep Pass kabupaten Magelang merupakan Obyek Wisata Alam Kegunungapian khususnya Gunung Merapi.Obyek Wisata Ketep Pass terletak pada ketingggian 1200 m dpl.Luas area sekitar 8000 m persegi,berjarak 17 km dari Blabak Magelang kearah timur,30 km dari Kota Magelang dan 35 km dari Boyolalai.Dari kota Salatiga yang berjarak sekitar 32 km,dapat melalaui Kopeng dan Desa Kaponan dan 30 km dari Candi Borobudur.Lokasi Obyek mudah dijangkau baik dengan Bus Besar,Mini bus,Sedan atau sejenisnya maupun sepeda motor.

Atas prakarsa Gubernur Jawa Tengah H.Mardiyanto,dipilih tanah berbukit ini untuk dikembangkan sebagai tempat tujuan wisata baru di jalur Solo-Selo-Borobudur (SSB) dengan ciri khas wisata kegunungapian.Obyek Wisata Ketep Pass diresmikan oleh Presiden RI Megawati Sukarno Putri pada 17 Oktober 2002.

Berupa 2 buah gazebo masing-masing dengan ukuran empat persegi panjang dan bangunan segi delapan dengan panjang panjang sisi lima meter.Tempat untuk melihat keindahan alam Gunung Merapi dan Gunung Merbabu.Serta hamparan lahan pertanian di kedua kaki Gunung tersebut.Sambil menikmati makanan dan minuman yang disediakan oleh pedagang disekitar Obyek.

Sebuah gedung tempat pemutaran film dokumenter tentang aktivitas Gunung Merapi dengan kapasitas tempat duduk 78 kursi.Film ilmiah yang menceritakan tentang terjadinya,jalur-jalur pendakian,penelitian dipuncak Garuda serta letusan dahsyat Gunung Merapi,

Sebuah gedung yang disebut museum dangan luas kurang lebih 550 m persegi.Sebuah museum vulcanologi yang didalamnya berdiri miniatur Gunung Merapi,Komputer interaktif yang berisi tentang dokomen kegunungapian,beberapa contoh batu-batuan bukti letusan dari tahun ke tahun.Poster puncak Garuda yang berukuran 3x3m,poster peringatan dini lahar Gunung Merapi

Areal parkir yang luas dan cukup memedai untuk menampung Bus besar.

Panca Arga mempunyai arti Lima Gunung,pada lokasi ini merupakan puncak tertinggi di Obyek Wisata Ketep Pass.Dari puncak tertinggi ini pengunjung dapat melihat Lima Gunung yaitu Gunung Merapi,Gunung Merbabu,Gunung Sindoro,Gunung Sumbing dan Gunung Slamet.
Selain kelima Gunung tersebut pengunjung masih dapat melihat dan menikmati Gunung-Gunung kecil dan Bukit-bukit yang sangat indah antara lain,Gunung Tidar,Gunung Andong,Gunung Pring,Bukit Menoreh,Bukit Telo Moyo dll.

Disini pengunjung dapat menikmati menu yang disajikan diRestaurant Ketep Pass sesuai selera.Bangunan di atas ketep vulcano teatre yang berdinding kaca ini,sangat cocok untuk pengunjung sambil menyantap hidangan yang tersedia juga menikmati indahnya panorama di kaki Gunung Merapi dan Gunung Merbabu.

Sebanyak dua buah yang berada di puncak Panca Arga dan Gardu Pandang.Dengan alat ini pengunjung dapat melihat dengan jelas keindahan panorama Gunung Merapi,Gunung Merbabu dan gunung-gunung yang lain.

Luas bangunan mushola kurang lebih 10 m persegi dengan bentuk bangunan yang artistik,lengkap dengan tempat wudlu dan toilet.

Wisata gunung Sindoro

Kawah yang disertai jurang dapat ditemukan di sisi barat laut ke selatan gunung, dan yang terbesar disebut Kembang. Sebuah kubah lava kecil menempati puncak gunung berapi. Sejarah letusan Gunung Sindara yang telah terjadi sebagian besar berjenis ringan sampai sedang (letusan freatik).

Hutan di kawasan Gunung Sundoro mempunyai bertipe hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan Hutan Ericaceous atau hutan gunung.Wisata Indonesia Surga Dunia

Islam kristen

KEMBALI PADA SOAL PARAKLETOS TADI. INI BERERTI ORANG KRISTIAN TIDAK BOLEH MENERIMA KENABIAN MUHAMMAD. PADAHAL ORANG ISLAM SENDIRI TIDAK MENJADI MASALAH MENERIMA KENABIAN YESUS/ISA. APAKAH KITA TIDAK DITUDUH INTOLERAN ? BOLEH DIJELASKAN?
Begini, ya. Memang benar, Islam sangat menjunjung tinggi Isa A.S. sebagai Nabi. Bahkan gelar Firman Allah diterapkan bagi Baginda dalam al-Quran. Ini saya kemukakan dengan menyadari perbedaan makna teologis gelar itu dengan pengertian kita sebagai orang Kristen.
Nah, soal kenabian Muhammad ini ada kesulitan teologis bagi orang Kristen. Mengapa bagi Islam tidak ada kesulitan? Ya, karena 'Isa hadir sebelum Muhammad. Jadi, kendati Ibrahim, Musa, Yesus semua diakui, bahkan kalau Dr.Nurcholish Majid menganggap tokoh-tokoh spiritual di luar tradisi Semitik adalah juga nabi, seperti Buddha, Kong Hu Cu, dan masih banyak lagi, tetapi khataman Nabiyin (Penutup Nabi-nabi) adalah tetap Muhammad.
Bagaimana dengan "nabi-nabi" yang lahir setelah Muhammad? Mirza Ghulam Ahmad, misalnya, atau Muhammad Ba'haullah, pengasas aliran Baha'I? Nah, sulit bukan, bagi Islam mengakui dan menerima mereka ? Bagaimana dengan Dr.Rashad Khalifa dengan 'Kod 19'nya, Atau pun Aga Khan, dan lain-lain lagi dalam diunia Islam ? Ya, sama saja dengan umat Kristen. Bagaimanapun, kita sulit memberi tempat dengan adanya nabi-nabi. Sedangkan Yesus/Isa adalah kemuncak pengwahyuan Firman dan Sabda Allah itu sendiri, seperti disebut dalam Surat Ibrani 1:1-4. Begitulah pendirian kami.

KALAU MENURUT GEREJA-GEREJA ARAB SENDIRI, BAGAIMANA?
BUKANKAH ISLAM, KHUSUSNYA MUHAMMAD ADALAH 'SEORANG PEMBEBAS' BAGI MEREKA?

Secara politis, ya. Bahkan Sayidina Umar, sahabat Muhammad saja, diberi gelar al-Faruq (Pembebas) di Syria. Bahasa Suryani, Faruqa. Mengapa? Karena Umar bin Khatab telah membebaskan orang-orang Kristian Syria dari tangan imperialis Kristen Byzantium/Yunani. Apalagi Muhammad. Tetapi, ya itu tadi secara teologis yang sulit. Tapi, begini ya. Saya bertanya, mengapa orang Kristen enteng (mudah) saja menyebut tokoh-tokoh Hindu sebagai Reshi, Maharshi atau Sidharta Gautama sebagai Buddha. Padahal maknanya, yang sebenarnya mirip dengan Nabi.
Jawabannya, di sana tidak ada tabrakan atau perselisihan apa-apa secara terminologis, sebab bukankah istilah saja yang beda? Tetapi Islam dan Kristen ini, tabrakan dan ketidak-sefahaman. Sebab kan term-term teologis sama, ada Rasul, Nabi, Taurat, Injil, Ruh al-Qudus dan sebagainya, yang kadang-kadang dipakai term dan istilah yang sama tetapi jauh berbeda maknanya!
Sebalik, pokok iman yang sama, diungkapkan dalam istilah yang beda. Nah, saya usulkan agar diparalelisasikan dalam pemahaman. Misal, Muhammad itu ya memang Nabi. Maksud saya, nabi bagi umat Islam dan bukan nabi umat Kristen. Apa salah kita katakan begitu?
Dalam Alkitab, Titus 1:12-13 Paulus saja menyebut seorang ahli falsafah Yunani sebagai "nabi" kok. Bahasa aslinya, prophetes. Tetapi maksud, "nabi mereka". Sudah tentu nabi dalam makna yang mereka fahami, yaitu orang-orang Kreta. Begitu juga Nabi Muhammad. Kita boleh memahami seperti pemahaman Paulus terhadap "nabi orang Kreta".
Dalam tradisi keKristenan Syria, kita mengenal kisah Bahira menjumpai Muhammad tatkala ia masih berusia remaja. Penulisan adalah salah seorang Bapa Gereja Syria sendiri, Ibnu al-Ibri yang hidup pada abad ke-13, dalam kitab Tarikh al-Mulukiyah (Riwayat Raja-raja). Orang Barat menyebut bar Habreaus.
Dalam kitab ini dikisahkan, ketika melihat Muhammad, rahib Bahira berkata: "Anak ini akan menjadi orang yang linuwih, pinunjul. Dan kebesarannya akan mengatasi batas bangsa-bangsa". Di sini, walaupun nilai-nilai rohani dari agama lain dijunjung tinggi, tetapi ia tidak sekali pun menenggelamkan jati diri keKristenan kita sendiri. Apa yang mau ditekankan dari kisah ini? Pertama, kebaikan itu tetap kebaikan, dari mana pun jua asalnya. Sebalik, brengsek itu tetap brengsek , meskipun ada dalam agama kita sendiri. Kedua, dengan menghindari sebutan "nabi" untuk Muhammad dalam kitab itu, Bapa Gereja Syria tetap menjaga identiti imannya. Maksudnya, agar tidak terjadi pertelingkahan tadi.
Singkatnya, dalam dialog kita jangan usah terlalu bercita-cita tinggi menyatukan perbedaan. Bagaimana, misal, Islam menuntut kenabian Muhammad kepada kita orang Kristen. Atau sebalik. Sedangkan definisi nabi antara keduanya saja mungkin kita sebelum sepakat atau belum sama.

TERM DAN ISTILAH-ISTILAH YANG SAMA KADANG-KADANG DIPAHAMI DALAM MAKNA YANG BERBEDA. BOLEH DIBERIKAN CONTOHNYA ?
Contohnya, apa ya? Istilah Rasul, misalnya. Dalam Islam, rasul adalah seorang nabi juga. Ada yang mendefinisikan, seorang nabi belum tentu rasul. Tetapi seorang rasul sudah pasti nabi. Jadi, rasul lebih tinggi daripada nabi. Sebab nabi dan rasul sama-sama mendapat wahyu. Seorang rasul wajib mempaikan wahyu itu kepada umat.
Nah, dalam Kristen istilah Rasul itu berasal dari bahasa Ibrani Shelihah. Bentuk jamak Shelihim. Kisah rasul-Rasul, bahasa Ibraninya: Miph'a lot ha-Selihim. Konteks sama sekali berbeda dengan istilah rasul dalam Islam. Istilah shelihah berasal dari sinagoge Yahudi, yaitu wakil dari imam (kohen) dalam mempimpin ibadah. Nah, Yesus dalam iman Kristen diyakini sebagai imam besar (kohen haggadol) menurut nubuat dalam Mazmur 110:4.
Dalam konteks seperti ini, murid-murid Yesus adalah para "shelihah" Yesus sebagai Imam Besar. Dalam Alquran, murid-murid Yesus digelari sebagai Hawariyin. Ternyata sebutan Hawari berasal dari bahasa Habshi/Etiopia. Maknanya sama dengan shelihah tadi. Tetapi entah sebelum zaman Islam atau sesudah istilah rasul diterapkan bagi murid-murid Isa dalam bahasa Arab.
Tetapi yang jelas, ketika umat Islam memahami kata Rasul dalam ertikata Islam, dan menerapkannya bagi iman Kristian, maka ketika membaca Injil dan di sana ada Rasul Petrus, Rasul Matius, dan lain-lain, akan terasa aneh. Istilahnya sama, tetapi muatan ertinya berbeda.

pasukan pengibar bendera

di daulat oleh pemerintah kabupaten Wonosobo untuk menjadi salah satu dari 30 orang pasukan pengibar bendera Kabupaten Wonosobo pada 17 Agustus 2010 dan menduduki posisi pembentang bendera pada upacara penurunan bendera

22

22/09
Jika lalu harapanlah yang dulu terus menguatkan jalanku dan janji-janji yang pernah terucap adalah peneguh bagi keyakinanku atas sebuah penantian yang tidak berujung, maka mungkin hari ini penantian yang akan menghentikan janji setia pada sang bara
Dan pasti kini bara telah memperabukannku untuk mampu membakar jiwa yang lain diapun mempecundangiku dan memberikan tangguh atas harapan dan penantian indah.

Syahdan ku akan berhenti sebelum datang pelita dari bara yang berkenan menerangiku, sekali lagi.

Aku mundurdari jalan ini.